Pernah mendengar kata-kata “manusia adalah tempatnya salah dan dosa”. Tak diragukan lagi. Manusia memanglah tempatnya salah dan dosa. Ada begitu banyak hal yang berada di luar kendali manusia, sehingga ada begitu banyak faktor yang menyebabkan manusia berbuat salah, baik disengaja atau tidak disengaja, disadari maupun yang tidak disadari. Dalam tindakan paling cermat dan hati-hati sekalipun, atau pada hasil pekerjaan paling sempurna pasti ada kesalahan yang terjadi.
Jika kesalahan memang merupakan sifat dasar manusia, berarti selalu ada alasan untuk mentolerirnya, karena mengubah sesuatu yang sudah menjadi dasar tidaklah mudah dilakukan. Dengan adanya sifat dasar tersebut bukankah sudah sewajarnya dan dapat dimaklumi jika berbagai kesalahan terjadi, bukanlah masalah yang besar karena semua itu hanya menunjukkan kemanusiawiannya. Setujukah jika anda bersalah dan mendapat pembelaan atas nama sifat dasar tersebut? Jangan jawab tidak, karena anda sering menggunakannya.
Manusia memang harus bisa memaafkan kesalahannya sendiri dan juga orang lain, karena anda pun takkan bisa membayangkan apa jadinya orang yang tak bisa memaafkan orang lain, dan akan lebih mengerikan lagi jika tidak dapat memaafkan diri sendiri. Karena itu membuka hati untuk maaf akan sangat membantu menciptakan ketenangan hidup anda.
Manusia sering memaklumi dirinya sendiri karena ia adalah manusia. Ia sering memberikan maaf tanpa syarat pada kesalahannya. Sehingga seringkali kesalahan yang serupa berulang terus – menerus. Jika ia melakukan kesalahan atas sesuatu yang berat dan berada di luar kendalinya, itu wajar. Tapi sebutan apa yang pantas jika masih melakukan kesalahan atas sesuatu yang berada di bawah kendalinya. Dengan memaklumi keadaan dasar dirinya tersebut tanpa disadari manusia telah melakukan kebohongan kecil untuk ia terima dan percayai sebagai suatu kewajaran.
Seseorang pernah bertanya, apakah bawaan orok dapat diubah. Dengan jawaban yang menurut saya cukup tepat, orang yang satunya menjawab “bawaan orok mungkin tidak dapat diubah tetapi selalu ada jalan untuk mensiasatinnya”. Sesuatu yang tidak dapat diubah, tidak mesti dibiarkan apa adanya. Melainkan seharusnya mendorong untuk mengeksplor ide kreatif.
Sejak awal kehidupan manusia sering diajarkan untuk menerima keterbatasan diri dan disiapkan untuk menghadapi segala kegagalan yang akan dihadapi. Itu memang bukan hal yang buruk. Karena itu akan membuat dia menyadari bahwa dia bukanlah mahluk sempurna, dan hasil yang baik hanya diperoleh dengan usaha dan kerja keras. Akan tetapi keterbatasan dan ketidaksempurnaan seringkali menjadi “kambing hitam yang manis” atas usaha yang tidak optimal.
Sifat dasar manusia sebagai tempat salah dan dosa merupakan suatu dispensasi untuk mendapat kesempatan lagi dan berusaha lebih baik. Akan tetapi, sebaiknya anda hati-hati dengan dispensasi tersebut, karena itu bisa menjadi tameng yang ampuh untuk mendorong anda membohongi diri sendiri. Dan secara tidak sadar, akhirnya melakukan kesalahan-kesalahan berencana selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar