Rabu, Oktober 24, 2012

Nicolai Sergeevic Varfolomeyeff


Apa yang di dapatkan orang ketika ke kuburan? Nisan? Bunga kamboja? Rumput ilalang? Hal yang baru belakangan saya sadari mengenai kuburan adalah adanya nilai intrinsik yang cukup tinggi yaitu sejarah.

Sejarah yang saya dapatkan di kuburan itu tentu saja mesti saya gali lebih jauh, bukan di kuburannya tentu saja. Bahkan saat ke kuburan itu pun niat saya juga menelusuri sejarah.

Saat itu saya lagi seneng baca teori konpirasi tentang freemasonri di Indonesia, spesifiknya Yogya. Mencari-cari kuburan belanda niatnya juga mencari lambang-lambang mereka setelah dapat kuburannya ternyata tak dapat lambangnya tapi malah dapat yang lain salah satunya si Nicolai Sergevic Varfolomeyeff itu.

Satu-satunya bintang daud di Sasanalaya
Kuburan belanada adalah yang kini menjadi Tempat pemakaman umum Sasanalaya. Saya temukan juru kuncinya amat ramah, saya lupa namanya. Beliau menceritakan bagaimana rupa pekuburan tersebut di masa lalu, luas wilayahnya juga mengantar saya berkeliling, menunjukkan kuburan-kuburan beberapa orang penting di masa lalu, kebanyakan nama-nama yang belum pernah saya dengar. Meskipun menghadapi ketidaktahuan saya beliau tetap bercerita sambil berjalan.

Nama yang tak saya lupakan di nisan itu adalah Nicolai Sergeevic Farfolomeyev yang disebut juru kunci sebagai salah satu guru musikus terkenal Idris Sardi, meskipun bukan hanya Idris Sardi yang menimba ilmu padanya. Nisannya telah ambrol karena gempa Yogya 2006, namun pahatan namanya di nisan itu masih cukup jelas.

Tertarik pada nama yang bikin lidah kepleset itu saya kemudian mencarinya di internet. Nicolai memang benar salah satu guru musik Idris Sardi sewaktu di Yogya yang berasal dari rusia. Koran-koran Belanda pada tahun 1930an pun menunjukkan adanya iklan tentang acara musiknya di radio bersama Foormans Orkestra dengan pimpinan orkestra Julius Fuhrmann, musiknya diperdengarkan di radio Bandung, Jakarta, dan Surabaya. Salah satu karyanya yang cukup terkenal hingga kini adalah pada lagu nyiur hijau ciptaan Maladi. Nicolai juga menjadi salah satu musikus dalam peringatan 11 tahun kematian Cornel Simanjuntak pada tahun 1968.

Kuburan yang separuh terpendam di Sasanalaya.
Sejauh ini hanya itu informasi yang saya dapat mengenai dirinya. Selain kesan bahwa ia adalah orang asing yang mati di rantau. Saat kebanyakan pendatang Eropa angkat kaki dari Indonesia pada masa kemerdekaan ia tetap tinggal dan melanjutnya karir bermusiknya di sini hingga meninggal.

Saya merasa bahwa saya menggalinya terlalu personal. Ya, sejarah pun bisa dipersonalisasi. :D

Sumber :

1 komentar:

  1. ipl win tips - casinofib.com fun88 soikeotot fun88 soikeotot 온라인카지노 온라인카지노 카지노 카지노 7202Blackjack Perfect Pair Free Online - Choegocasino

    BalasHapus