Apa yang di dapatkan orang ketika ke
kuburan? Nisan? Bunga kamboja? Rumput ilalang? Hal yang baru belakangan saya
sadari mengenai kuburan adalah adanya nilai intrinsik yang cukup tinggi yaitu
sejarah.
Sejarah yang saya dapatkan di kuburan
itu tentu saja mesti saya gali lebih jauh, bukan di kuburannya tentu saja.
Bahkan saat ke kuburan itu pun niat saya juga menelusuri sejarah.
Saat itu saya lagi seneng baca teori
konpirasi tentang freemasonri di Indonesia, spesifiknya Yogya. Mencari-cari
kuburan belanda niatnya juga mencari lambang-lambang mereka setelah dapat
kuburannya ternyata tak dapat lambangnya tapi malah dapat yang lain salah
satunya si Nicolai Sergevic Varfolomeyeff itu.
Satu-satunya bintang daud di Sasanalaya |
Kuburan belanada adalah yang kini
menjadi Tempat pemakaman umum Sasanalaya. Saya temukan juru kuncinya amat ramah,
saya lupa namanya. Beliau menceritakan bagaimana rupa pekuburan tersebut di
masa lalu, luas wilayahnya juga mengantar saya berkeliling, menunjukkan
kuburan-kuburan beberapa orang penting di masa lalu, kebanyakan nama-nama yang
belum pernah saya dengar. Meskipun menghadapi ketidaktahuan saya beliau tetap bercerita
sambil berjalan.
Nama yang tak saya lupakan di nisan
itu adalah Nicolai Sergeevic Farfolomeyev yang disebut juru kunci sebagai salah
satu guru musikus terkenal Idris Sardi, meskipun bukan hanya Idris Sardi yang
menimba ilmu padanya. Nisannya telah ambrol karena gempa Yogya 2006, namun
pahatan namanya di nisan itu masih cukup jelas.
Tertarik pada nama yang bikin lidah
kepleset itu saya kemudian mencarinya di internet. Nicolai memang benar salah
satu guru musik Idris Sardi sewaktu di Yogya yang berasal dari rusia. Koran-koran
Belanda pada tahun 1930an pun menunjukkan adanya iklan tentang acara musiknya
di radio bersama Foormans Orkestra dengan pimpinan orkestra Julius Fuhrmann,
musiknya diperdengarkan di radio Bandung, Jakarta, dan Surabaya. Salah
satu karyanya yang cukup terkenal hingga kini adalah pada lagu nyiur hijau ciptaan
Maladi. Nicolai juga menjadi salah satu musikus dalam peringatan 11 tahun
kematian Cornel Simanjuntak pada tahun 1968.
Kuburan yang separuh terpendam di Sasanalaya. |
Sejauh ini hanya itu informasi yang
saya dapat mengenai dirinya. Selain kesan bahwa ia adalah orang asing yang mati
di rantau. Saat kebanyakan pendatang Eropa angkat kaki dari Indonesia pada masa
kemerdekaan ia tetap tinggal dan melanjutnya karir bermusiknya di sini hingga
meninggal.
Saya merasa bahwa saya menggalinya
terlalu personal. Ya, sejarah pun bisa dipersonalisasi. :D
Sumber :
ipl win tips - casinofib.com fun88 soikeotot fun88 soikeotot 온라인카지노 온라인카지노 카지노 카지노 7202Blackjack Perfect Pair Free Online - Choegocasino
BalasHapus