Senin, Januari 03, 2011

Gara-Gara Sandal Jepit

Membaca tulisan Eka kurniawan mengenai sandal jepit di http://ekakurniawan.com/blog/sandal-jepit-2163.php#more-2163 saya jadi ingat kejadian dengan dosen beberapa semester lalu. waktu itu saya mesti mengumpul tugas ke ruang beliau. Sialnya beliau (red : dosen) melihat saya masuk ruanganya beralas kaki sandal. segera beliau menghujani saya dengan pertanyaan retoris tentang tata tertib dan kedisiplinan.


Salah satunya beliau bertanya apa alasan saya memakai sendal. Saja jawab 'Ibu mau jawaban jujur apa diplomatis?' itu adalah jawaban saya yang paling mengesankan hingga membuat dosen tersebut wajahnya berubah seperti tomat masak, dan teman saya menderita menahan tawa sekaligus pipis.

Tapi akhirnya jawaban jujur juga yang keluar meski jawaban jujurnya lebih konyol. Waktu itu saya punya sepatu warrior converse, sepatu termahal yang pernah saya miliki. Masing-masing sepatu bertali dua merah dan putih saya pasang semua sehingga tiap memakai saya harus duduk dan menalikan ke empat talinya. Itu membuat saya luar biasa malas memakai sepatu itu.

Akibatnya sang dosen merasa perlu membetulkan pikiran saya tentang kemalasan saya menalikan sepatu. Saya diganjar ceramah plus diskusi selama 3jam. Mengumpulkan tugas serta ujian lisan yang mestinya selesai 5 menit itu tidak terjadi karena ceramah berkhir pun karena adzan maghrib, teman-teman saya yang lain mesti menggu hingga hari berikutnya untuk mengumpulkan tugas dan ujian lisan. saya pun mengulang pertemuan dengan dosen tersebut keesokan harinya dan tantu saja saya harus memakai las kaki sepatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar