Jumat, Desember 09, 2011

Pak Polisi Pliss Donk

Lembaga kepolisian dan yang sederajat sudah lama menjadi sorotan karena segala macam kontrovesinya juga hal-hal istimewanya. Salah satu kontroversinya adalah Norman lipsing sambil joget-joget ga jelas dan sebenarnya biasa aja tapi jadi terkenal  sedangkan Syahrini mesti belajar bedakan dan pake buku mata daun lontar dulu baru terkenal.

Skip. Saya bukan mau bahas tentang itu.

ucix.multiply.com
Jadi saya sepagi ini udah mengalami kejadian-kejadian menyebalkan saat berkendara. Seseorang menyalakan lampu sen belok kiri di pertigaan dan saya yang mau belok kanan otomatis menunggu. Eh ternyata dia lurus ajah. Mungkin aja lupa tidak mematikan di belokan sebelumnya, tapi itu menyebalkan karena saya sedang buru-buru.

Sekitar 5 menit kemudian saat saya sedang nyanyiin Alwaysnya Bon Jovi seorang pengendara di kiri agak depan tiba-tiba menyilang belok kanan tanpa menyalakan lampu sen ataupun menunjukkan tanda-tanda akan belok kanan. Padahal saya sudah siap mendahului dari sisi kanan. Rem depan belakang, engine break, dan sekaligus lagunya Bon Jovi berhenti. Sh*t. Setelah itu baru dia menyalakan lampu sen dan melenggang seolah tidak pernah diselamatkan oleh rem caram saya.

Tujuh menit kemudian seorang pengendar matic menzigzag jalan saat kendaraan padat merayap di 30 meter menjelang lampu merah.

Ada apa yah dengan pengendara motor Indonesia ini, ga ada yang ngajarin berkendara yang benar apa yah? Apa emang iya?

Ada ga seh panduan sebaiknya kapan lampu sen dinyalakan atau pada jarak berapa sebelum belok sebaiknya lampu sen dinyalakan, atau pengajaran yang jelas dan bener tentang cara berkendara yang baik, atau apa yang mesti dilakukan selain mengerem jika kendaraan mesti berhenti sesegera mungkin.

Apakah ada yang salah dalam pemberian surat ijin mengemudi, sehingga banyaknya ijin yang dikeluarkan tetap tidak sebanding dengan jumlah orang yang memiliki kemampuan mengemudi yang layak. Karena ternyata SIM tidak menjamin kamampuan mengemudi hanya menjamin lolos razia. Itulah kenapa banyak kecelakaan yang disebabkan oleh kemampuan pengemudinya yang kurang, berbeda dengan di negara maju yang mana kebanyakan kecelakaan disebabkan oleh pengemudi yang mabuk. pengemudi yang mabuk, pengemudi yang buruk, sama bahayanya.

Banyak orang Indonesia yang jika mengnginkan SIM malah menghubungi calo, dan lembaga kepolisiannya juga kenapa bisa di 'calo' in seh. Bukannya setiap kali ada kecelakaan yang disebabkan kurangnya kemapuan pengendara dan dia punya SIM berarti lembaga kepolisian juga punya andil kan. Bisa juga dituntut karena surat yang mereka terbitkan tidak dapat menjamin kelayakan pemiliknya.

Begitu kan, kan, kan?

Jika ada kasus tambahan misalnya si empunya SIM nembak KTP juga karena ternyata masih belum cukup umur, paling tidak ujian mendapatkan SIM ini diperketat, hentikan praktek percaloan. Ini masalah nyawa orang banyak jangan main-main.

Orang-orangnya juga, kenapa milih calo sih, katanya ga suka korupsi, ga suka lembaga yang korup, ga suka dobohongi pemerintah lagi, kenapa malah memberikan lahan dan kesempatan kepada para calo itu. Apa sebenarnya kata 'ga' itu semacam tambahan tak punya arti atau kata 'ga' itu cuma bentuk konformitas ajah?

*Catatan kecil dari seseorang yang SIM-nya juga nembak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar