Kamis, Agustus 12, 2010

Aku Benci Caranya

meski ia mencoba membuatku bahagia tapi ak tetap kecewa. Apapun yang dilakukannya sekarang takkan mengobati kecewaku.

Ia mencoba melindungi diri dgn mengabaikanku, saat aku benar nyaris tak peduli ia merayuku lagi, mengatakan bhwa semuanya karena cinta, segalanya demi kebaikan semua. Lalu saat ia tau aku telah benar2 kecewa padanya ia memberiku perhatian lebih memudahkan jalanku.

Apa perlu kutanyakan apa yang ada dipikirannya saat aku benar2 butuh. Ia memperlakukanku seperti mesin. Saat ia ingin ak tertawa maka dibuatnya aku tertawa. Saat ia ingin aku diam dibuatnya aku diam. Saat ia sedang menganggapku ada maka disapanya, dirawatnya. Saat aku seperti barang rewel yang merengek minta perhatian ia menyumpal telinganya.

Sekarang setelah diskusi panjang, lebar, melelahkan disertai perseteruan n penantian ia membuat keputusan semudah n sesederhana itu. Jika ternyata semudah itu kenapa tak dari dulu? Ia benar2 mengecewakanku. Aku terlanjur tak bisa lepas dari sakit hati.

Sekarang ia ingin menyenangkanku? Ia ingin aku tertawa-tawa karena ia telah menuruti mauku. Tidak. Aku tidak bisa seperti itu. Terlalu picik jika ia menganggap ini semata-mata masalah materi.

Aku benci caranya memperlakukan aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar