Ada apakah di 2 Agustus ini? Hari ke dua puasa. Niatnya abis sahur tidur dulu trus ke Jogja, tapi ternyata….mesti ngepel dulu. Baiklah pagi-pagi sudah produktif. Ngepel tanpa ngegombal.
Jam 8 meluncur ke arah Yogyakarta berniat menemui seseorang. Eh jawabanya “Bwt ap?ak dklaten lo mw ktm silahkan ke klaten aj.”
Candi utama di komplek Candi Ijo (Nikon F80, LUcky/200) |
Ok, berbelok menuju klaten dan minta di kirim alamatnya. Hingga sejam kemudian alamat tidak dikirim juga dengan alas an ‘mau bahas apa lagi, udah selesai koq.’ Dikira ini erupsi merapi yah ga diapa-apain bakal berhenti sendiri? Okelah, emang kudu sabar, bukan cuma karena ini puasa tapi karena orang sabar hasilnya besar –agak perhitungan.
Daripada garing n dapat nothing ngadepin orang separo sinting bisa-bisa otaku ikutan kriting mending keliling cari alternative lagian masih ada seribu jalan untuk disusuri, yang penting ‘Berpikir dan Berjiwa Besar’ –judul bukunya David J. Schwartz.
Tiga Candi pendamping yang berjajar di depan candi utama (Nikon F80, Lucky/200) |
Siang yang panas meluncur ke Candi Ijo. Saat itu di perempatan dengan plang belok kiri ke Ratu Boko, lurus candi Banyu Bening, dan belok kanan Candi ijo. Pilih yang Ijo supaya adem, lagi pula cuaca panas dan hati juga butuh yang sejuk-sejuk. Kenapa namanya Ijo? Av lupa Tanya :P
Sebuah komplek candi yang tidak terlalu besar. Dengan sebuah bangunan candi utama, 3 candi pendamping yang lebih kecil, serta reruntuhan bangunan candi di dataran yang agak lebih bawah. Pada dinding candi terdapat ruang-ruang yang biasanya berisi patung tapi ruang-ruang tersebut kosong, entah dijarah entah diamankan dari para penjarah.
Patung Sapi yang ada di dalam salah satu candi (Sony Ericsson T700) |
Masuk ke candi utama ada patung besar yang menyerupai tiang dan menghujam ke dalam sebuah altar di bawahnya. Mungkin lambang kelamin laki-laki dan perempuan, atau apalah Av tidak tahu. Terdapat juga relief lelaki dan perempuan, ada juga patung kura-kura atau mungkin penyu, ada juga ular atau mungkin yang dimaksud naga juga tidak tahu.
Selesai mengitari dan memotret candi akhirnya duduk sambil mengobrol dengan beberapa pembersih candi sambil menikmati udara segar di atas bukit itu. Tempat yang indah untuk sunset view tanpa terhalang pepohonan ataupun bangunan.
Pada candi utama terdapat patung kura-kura di atas kepala naga (Soni Ericsson T700) |
Beberapa saat ngobrol seorang pambersih mengatakan ada ‘Sumur Gandul’ yang terletak hanya sekitar 200 meter dari Candi Ijo dan beliau bersedia mengantar ke sana. Beruntungnya Av. Akhirnya dengan riang gembira mengikuti langkah kaki si bapak tanpa alas kaki itu, menerobos hutan yang gersang karena kemarau.
Tak lama sampailah di lokasi yang dimaksud. Seperti sumur berbentuk persegi karena ditata dengan batu, yang berada di bawah rindangnya pepohonan tapi tak ada airnya. Sepertinya itu merupakan bagian dari komplek candi, hanya agak terpisah lokasinya.
Sumun Gandung berada di bawah pepohonan yang rindang agak ajauh dari Candi Ijo (Sony Ericsson T700) |
Katanya jika punya keinginan melongoklah ke dalam sambil memikirkan apa yang kamu inginkan. Av lakuin pesan tersebut dan mmmm…tak tahulah manjur atau tidak. Kita tunggu beberapa bulan lagi. Setelah mengambil gambar dengan kamera hp karena kamera SLR-nya kehabisan peluru akhirnya Av kembali dengan riang gembira ke komplek Candi Ijo dimana motor terparkir, dan akhirnya kembali dengan perasaan masih riang gembira menghadapi perjalanan yang panas menuju Yogyakartaku. Sebelumnya tidaak lupa mengucapkan terima kasih kepada bapak-bapak yang sudah mengantarkan ke Sumur Gandung dan sudah menemai ngobrol di wisata yang hanya sendiri ini.
Sampai jumpa lagi bapak-bapak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar