Sapi yang baru lahir dan Induknya. Nikon F 80 Lucky Asa 200. |
Salah satu orang
yang punya sapi di daerah Istimewa Yogyakarta ini adalah Pak Muchsin. Bapak saya.
Tanggal 11 September 2011 lalu
lahir bayi betina dari seekor induk yang sudah cukup tua dari hasil inseminasi
suntik. Saya tidak tahu apakah sapi juga bisa orgasme seperti manusia. Kalo iya, kasian sekali ia, tak mungkin orgasme dengan suntik inseminasi.
Untuk ke sekian kalinya kami sekeluarga memikirkan sebuah nama untuk bayi tersebut. Memang tidak seperti memkirkan nama untuk anak manusia tapi bayi
ini juga perlu nama. Hingga saat kutinggalkan bapak dan ibu belum
menyepakatinya. Dia butuh nama yang mudah disebut bagi lidah jawa, juga menjadikan ingat tanggal lahirnya. Maklum ia tak punya akta kelahiran.
Bayi tersebut mencoba berdiri. Nikon F80 Lucky 200. |
Sepengamatan saya
binatang-binatang menjadi lebih agresif kitika memiliki bayi, menjadi mudah
melotot kepada para pendatang asing, termasuk saya. Mungkin keadaan hormonnya meningkat menjadi lebih mudah emosi (Kayak orang PMS). Induknya segera
menjilati lendir yang menempel di tubuh bayinya. Ini juga aksi protektif. Karena
pada hakikatnya sapi hidup di alam liar, adanya darah akan mengundang predator
seperti macan atau singa.
Seperti lazimnya binatang mamae, kelenjar susunnya penuh saat memiliki bayi Nikon F 80. Lucky Asa 200. |
Bayi mungil itu segera berusaha
untuk berjalan setelah beberapa saat keluar dari rahim induknya. Ia mencoba
berdiri lalu jatuh, berusaha berdiri lagi, makin lama ia berdiri lalu jatuh
lagi, kemudian ia mulai berjalan lalu terjatuh lagi. Seolah ia tak peduli berapa
kali ia jatuh hasrat untuk bisa berjalan lebih tinggi daripada memikirkan berapa
kali ia jatuh. Mungkin karena ia tak mengenal kata ’gagal’ maka ia tak pernah
lelah mencoba. Itulah yang membuat saya betah berada di kandang selama beberapa
waktu. Mengamati si bayi yang berusaha berjalan.
Sepertinya saya memang mesti belajar
dari bayi sapi yang terus berusaha untuk bangkit, berjalan, lalu berlari tak mengenal kata gagal meskipun kata itu memang ada. Juga tidak berasalan bahwa ia
masih lemah, bahwa ia hanyalah bayi. Hanya naluri yang terus menuntunnya untuk
melakukan apa yang mesti dia lakukan. Sendainya ia menyerah pada percobaan pertama maka ia tak akan tau menyenangkannya bisa bangkit.
Ya, bayi-bayi tidak mengelah terlalu banyak istilah seperti menyerah, gagal, kompromi, berdalih, cacat bahkan kata-kata itu tidak ada dalam nalurinya. Mengenal banyak kata membantu seseorang mendapat ungkapan yang tepat dari berbagai keadaan sekaligus membuatnya takut karena seringkali itu berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar