Selasa, Maret 09, 2010

Perempuan Inilah


2010 Maret 3 22:31
Perempuan Inilah
Untuk M.I
Saat kau menyepi di kala malam, andai kenangan membawamu ke masa lalu, kepada perempuan ini, perempuan yang tetap kau kenali meski ia telah kau usir dari dari tempat tinggalmu juga dari sisimu. Inilah perempuan itu.
Andai dirimu saat itu mengerti, bahwa perempuan inilah yang mempunyai kombinasi watak yang unik, yang barangkali kau telah tahu namun tak lagi ingin peduli. Perempuan inilah yang begitu keras kepala namun lembut, yang saat kau dekap ia mendekapmu lebih mesra lebih hangat lagi sambil medengarkan detak jantungmu, yang memandangi wajahmu sambil tersenyum dan dengan keras kepala mencoba melukiskannya ke dalam memori meski ia tak pernah berhasil, dan perempuan inilah yang memandang ke dalam matamu dan menemukan keraguanmu padanya tapi ia tetap tersenyum. Perempuan inilah yang mengalah dengan tersenyum saat-saat ia sedang lelah dan tak bersemangat namun hasratmu sedang menggebu.
Perempuan inilah yang penggoda namun jujur, berkelana dengan pria-pria selain dirimu tapi tak pernah menyembunyikan bahwa kau ada, bahkan kadang membuat mereka iri karena perasaannya nampak begitu jelas tak bersisa lagi untuk yang lain.
Perempuan inilah yang seringkali meragukanmu tapi tulus, ia mengorek-ngorek masa lalumu, bertanya bisakah kau tetap menerimanya meski ia tak ada bagusnya, bisakah kau hanya untuknya tanpa membagi perasaanmu dengan perempuan lain, tapi toh ia tak pernah menghakimimu dan masa lalumu..Perempuan ini yang tak pernah memanfaatkanmu untuk alasan yang egois, yang membagi miliknya denganmu tanpa meminta balasan, tanpa memaksamu menjadi yang tak kau inginkan.
Perempuan inilah yang sangat kekanak-kanakan namun berpikir dengan cara yang berbeda dan kadang mengeluarkan kata-kata tak terduga. Perempuan ini yang pikiranya selalu dipenuhi jalan-jalan dan liburan, yang membicarakan impiannya dengan menggebu, dan dengan manja harus kau paksa untuk makan sampai kadang kau yang harus menyuapnya. Perempuan inilah yang berusaha memahamimu, yang pelupa namun saat serius ia ingat kata-katanya sendiri. Saat kau berusaha meraih cintanya, namun ia lebihh rela melepasmu untuk orang lain, kau bertanya, “Apa kamu rela aku hidup dengan orang nggak aku sayang?” dan perempuan itu menjawab, “Nggak.” Lalu saat kau meninggalkan perempuan itu dengan segala alasan yang tak dimengertinya dia tetap dapat berkata, “Kamu kan pernah nanya, apa aku rela kalau kamu hidup dengan orang tidak kamu sayangi, dan aku jawab nggak kan, sekarang, meski roda telah berputar dan yang kamu sayang itu bukanlah aku lagi, aku adalah orang yang tetap nggak rela kalau kamu hidup dengan orang yang nggak kamu sayang. Jadi aku tidak akan memaksakan apa-apa dari kamu.”
Perempuan inilah yang banyak bicara namun tak bisa sekedar berkata ‘aku sayang padamu’. Ia berusaha melakukan segala hal yang mewakili kata-kata itu sendiri.
Ya, perempuan inilah yang membiarkan dan merelakanmu pergi tanpa satu jawaban pasti mengapa kau mengusir dia dari sisimu. Perempuan inilah yang tetap tersenyum menghadapimu bahkan setelah kau mengejeknya dengan tawamu saat ia meminta penjelasan. Perempuan inilah yang kau salahkan dengan alasan yang kelewat mengada-ada. Perempuan inilah yang kau bentak saat mengingatkanmu pada janji dan kata-katamu sendiri. Perempuan inilah yang kau buat bersedih hingga terdiam tanpa tenaga tanpa dapat menangis maupun tertawa. Perempuan ini yang sementara kau curi hidupnya tak bisa makan maupun tidur.
Kini, saat malam tiba, kau sendirian dan mungkin insomnia, mungkin kau akan masih bisa tersenyum bangga, karena kau dapat membuat perempuan ini percaya sepenuhnya padamu. Padahal sebelumnya ia sama sekali tak menginginkanmu, sama sekali tak memandangmu. Perempuan ini yang hanya bisa berbuat sesuatu tanpa pernah bisa bilang 'I love U'.
Satu hal lagi yang hanya bisa kau tahu jika kau membaca tulisan ini, perempuan inilah yang meninggalkan pria yang pernah begitu diidamkannya demi dirimu, mungkin satu hal lagi yang bisa membuatmu besar kepala.
Saat kau ingat perempuan itu lagi, hatinya telah begitu jauh darimu. Begitu jauh dari cerita cinta tentang kau dan dia. Begitu jauhnya hingga kau tak mungkin sekedar menggapai senyumnya yang seperti dulu lagi, maka saat itu kau akan ingat bahwa senyum itu telah kau bunuh dengan tanganmu sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar