'Kekerasan hadir dari kelemahan,' begitu kata Rosseau.
Mungkin aku memang sedang lemah, karena aku hanya mampu memikirkan cra2 kekerasan untk smua mslah yg sdang kuhadapi.
Lemah hati n pikiran, maka fisik pun tak terkontrol. Akhirna aku hanya bisa menumpahkan pada benda2 yang tak bisa melawan.
Mungkin marah, nyaris murka, mungkin juga jengkel, sakit hati, dilukai, n entah apa lagi.
Aku sudah memaafkan, sudah selalu memaafkan. Tapi nampaknya maaf tak berguna buatmu. Hanya membuatku semakin ingin melawan semua yang dia kuasai.
Aku selalu, dan selalu dintuntut untuk dewasa, menjadi dewasa. Tapi dia selalu menganggapku anak2.
Aku tak mau jadi yang dia mau. Apapun itu aku tak mau. Aku hanya ingin menyakitinya, mengecewakannya. Seperti dia mengecewakanku.
Katakanlah aku pendendam. Tapi tidak, sungguh tidak. Aku hanya ingin menjadi seperti dia. Jika dia pembual maka akulah yang menjadi kembarannya, jika dia pembohong maka akulah yang jadi cerminya.
Langkahku sudah semakin dekat dengannya. Kecewakanlah aku lagi, maka aku akan benar2 menjadi dirinya. Hingga dia menjadi murka, dan dia melihat murkanya di mataku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar