Selasa, Oktober 04, 2011

Siung Part I

2 September 2011

Tiba di pantai ini menjelang magrib. Seketika dipenuhi perasaan riang oleh sambutan teman-teman lama yang entah mengapa terasa dramatis, hangat dan menyentuh. Ada beberapa orang yang belum ku kenal namun semuanya tetap tak mengurangi perasaan mesra.

Guano, Peyek, Bambung, Kemben, Kang Kenyung, Si Black, Bogel, Tyo, Mas Gatot, Wahyu, Didik pethoek, Amal, Irma, dan Intan. Semuanya tak henti-hentinya membuat keributan yang mendamaikan pikiran. Menunjukkan satu hal, bahwa aku sedang di surga. Dihadapkan pada pantai yang menuju laut lepas dengan pasir putih, sunset yang menawan, dibentengi perbukitan kapur, dan dikelilingi oleh orang-orang yang tak lelah membagi keceriaan dan pengetahuan.Terimakasih Tuhan ini adalah terapi yang sebenarnya.

Kepada bertemu Kang Kenyung yang pikiran-pikirannya banyak turut membentuk pandangan hidupku kukatakan bahwa aku ingin mendownload isi otaknya, menelaah pikirannya yang ruwet dan menghitung berapa jumlah kalimat rumit dalam tata bahasanya, (meskipun sebenarnya ia lebih sering bertutur dalam bahasa yang mudah aku pahami). Mencoba menunjukkan diri bahwa benar-benar ada yang  aku cari di sini.

Pameran fotografi tidak terlalu aku perhatikan. Lebih terpesona pada kebahagiaan yang datang tiba-tiba juga perasaan riang yang tak terkira.  Kata terimakasih takkan pernah cukup menggambarkan rasa syukurku bahwa aku pernah dipertemukan, diperkenalkan, dan dipertemankan dengan orang-orang ini. Juga diberi kesempatan untuk berada dalam perasaan ini.

Kopi dan liarnya ombak di laut lepas menjadi teman diskusi yang paling setia, dari makan malam hingga fajar menjelang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar