Rabu, November 30, 2011

11 Tipe Orang Yang Sulit Menemukan Cintanya


Ini bukan membicarakan tentang mereka menikah atau tidak, atau seberapa banyak mantan pacar yang mereka miliki. Meskipun kebanyakan alasan menikah adalah cinta tetapi kenyataanya tidak semua menikah karena cinta. Tidak sedikit orang yang menikah untuk alasan kemanan, dan stabilitas semata., atau karena lelah dihujani pertanyaan orang-orang, bahkan karena lelah percaya bahwa ia akan menemukan cinta yang benar-benar menusuk hatinya. Sehingga tidak sedikit orang yang menikah hanya karena pilihan emosional.

vogue.com
Jodoh memang hanya Tuhan yang tahu, tapi konsep jodoh juga cuma Tuhan yang tahu persisnya. Apakah seseorang memang ditakdirkan melewati banyak cinta sedangkan yang lain tidak, atau hanya sekedar bayang-bayang cinta. Ini juga tidak sepenuhnya pasti, just for fun. 

Berikut saya sebutkan orang-orang yang kemungkinan kesulitan menemukan cintanya beserta alasannya:

1. Orang yang dipuja-puja
Orang yang dipuja-puja seperti aktris dan model cantik cenderung menikah berkali-kali bukan semata-mata karena mereka senang berganti pasangan akan tetapi karena seringnya mereka dipuja-puja sehingga terbentuk skema kepribadian yang ingin selalu dipuja. Sikap ini kadang terbawa hingga ke dalam hubungan percintaan. Setiap orang butuh orang untuk mengerti dan dimengerti bukan yang memuja atau dipuja. Jika tak mampu dan mau menyadari bahwa dalam hubungan percintaan dia dan pasangannya sejajar maka gonta-ganti pasangan tidak akan berhenti.

2. Pemikir
halfdone.wordpress.com
Seorang pemikir bisa saja menemukan bahwa hubungan dalam percintaan itu sangat sederhana, tapi bisa juga malah meletakkan varibel-variabel yang rumit dalam mencari penjelasan tentang cinta itu sendiri. Jika ia terlalu banyak berpikir sampai-sampai lupa menjalaninya maka cintanya berhenti di teori. Pasangannya adalah pikirannya sendiri bukan seseorang.

3. Player
ngerumpi.com
Meskipun seorang player cenderung mudah berganti-ganti pasangan, tidak berarti mudah pula menemukan cintanya. Dalam diri seorang player seringkali terjadi bias perasaa, antara hasrat menaklukan dan mencintai..

4. Kelewat Jelek
Kenyataanya good looking itu membawa kesan positif sehingga banyak didekati lawan jenis maupun yang sejenis, tapi bagaimana jika kawan-kawan bukan Darius Sinatria yang baru lahir saja sudah ganteng. Karena sedikitnya jumlah orang yang mendekati maka menyulitkan proses seleksi. 

5. Kelewat Miskin
Era emansipasi wanita belum benar-benar lewat. Buktinya hingga kini masih banyak Cinderela. Jika yang miskin adalah lelaki wanita akan berpikir ulang untuk tetap bersamanya, karena mereka cenderung memilih pria mapan secara ekonomi.

sequentialcrush.blogspot.com
6. Terlalu Pintar
Bila yang terlalu pintar adalah lelaki biasanya tidak terlalu masalah, tapi jika yang terlalu pintar adalah perempuan laki-laki cenderung menghindar. Mebanyakan dari pria merasa gengsi jika berada di bawah perempuan dalam hal kecerdasan dan penghasilan.

7. Terlalu Kaya
Orang yang telalu kaya akan sulit mendapatkan cintanya karena jika ada orang yang mendekatinya ia cenderung curiga, ia didekati karena cinta atau kekayaaanya. Karena itu orang kaya sering kali mecari pasangan yang sebanding harta, selain untukmeningkatkan bisnis juga untuk menghindari kecurigaan itu.

8. Eksentrik
Orang-orang eksentrik bisanya memiliki sikap, tingkah laku, dan pola pikir yang berbeda dari kabanyakan orang. Karena itu tak mudah mencari orang yang sehati dengannya.

bocoran-bocoran.blogspot.com
9. Perfeksionis
Si perfersionis ini cenderung memiliki kriteria berlebihan dalam mencari pasangan. Padahal tak ada manusia sempurna.

rissamdan.blogspot.com
10. Workaholic
Para workaholic cenderung menghabiskan waktu lebih banyak untuk memikirkan pekerjaanya daripada dirinya sendiri. Tak heran jika seringkali kehidupan pribadinya terbengkalai. Semakin tahun jumlah workaholic semakin mningkat.

11. Takut
Ketakutan memang seringkali membuat seseorang berhenti melangkah. Jika ia tidak keluar dari dari rasa takutnya atau menelaah sumber rasa takutnya itu  maka selamanya ia akan di serang rasa takut yang sama. Rasa takut ini meliputi takut terluka ini biasanya dikarenakan trauma,  takut menyakiti pasangannya biasanya karena memiliki kekurangan, takut keluar dari zona nyaman karena terbiasa sendiri, takut kehilangan keseimbangan hidupnya karena mesti berbagi.


Selasa, November 29, 2011

Tips Menyelamatkan Diri dari Bencana Fashion

sepatu boots membuat kaki dan pinggul
yang besar telihat seimbang
joesbonamassa.blogspot.com
Saya yakin kawan-kawan bisa dan biasa memilih sendiri pakaian yang akan dikenakan tiap harinya. Memilih tiap bagian yang akan dipakai. Meskipun demikian, memilih pakain itu tetep saja gampang-gampang susah. Kita cenderung selalu berusaha beradaptasi dengan mode  yang sedang trend saat ini. Tidak ada salahnya memang, tapi ada baiknya kita mencermati kebutuhan dan prioritas kita agar tidak menjadi korban mode.


1. Ikuti Aturan Sendiri
Kawan-kawan bisa membeli pakain sendiri dan memakainya sendiri, sering mencoba-coba dengan warna dan potongan baju, pada akhirnya kawan-kawan akan memiliki suatu skema berpakaian yang dirasa cocok dan nyaman dengan tubuh. Misalnya merasa cocok dengan warna pink pastel sehingga membuat kulit terlihat tidak kusam, atau warna hijau tua membuat kantung mata tampak jelas, atau motif garis vertikal untuk memberi kesan lebih langsing Jika kawan-kawan sudah menemukan warna, motif, dan potongan nyamannya maka ikuti aturan tersebut. Seorang penulis di Vogue Magazine pernah memberi tips ini di program Oprah Winfrey Show.

2. Jangan Mengikuti Fashion
Bukan bermaksud untuk mengajak tidak update, tetapi jika sudah punya aturan berpakaian maka ikuti aturan itu. Rumah mode tenar pun tidak selalu mengeluarkan pakaian yang bisa dipakai semua orang. Jika pakaian itu terlihat bagus di tubuh para model ingatlah bahwa mereka dibayar jutaan memang karena bentuk tubuhnya yang good loking selain itu mereka juga didampingi para ahli fashion supaya pakaian yang dikenakan dapat menutupi kekurangan mereka. Pilihlah yang sesuai dengan bentuk tubuh kawan-kawan.

Contohnya, jika memiliki bokong dan pinggul yang tebal, hindari memakai rok model bertumpuk atau balon meskipun sedang in, ini akan membuat bagian pinggul terlihat lebih tebal lagi. Bagi kawan-kawan yang kurus dan tinggi memakai skinny jeans dengan sangat ketat akan terlihat seperti tengkorak berjalan, tapi jika tetap ingin memakai skinny jeans bisa dipadukan dengan atasan yang agak panjang dan atau sepatu boot.

3. Perhatikan Kelebihan dan Kekurangan
Potongn baju seperti ini berguna
untuk menutupi lemak di
pinggang. Sumber
fashion.dinomarket.com
Kita tidak akan selalu menemukan pakaian yang sesuai dengan bentuk tubuh kita dengan mudah. Memperhatikan kelebihan dan kekurangan bentuk tubuh akan membantu dalam memilih pakaian. Saat-saat kita sulit menemukan pakaian yang pas ini akan sangat membantu kita tinggal tentukan skala prioritas, kita ingin menonjolkan kelebihan kita dulu atau lebih dulu menutupi kekurangan kita.

Misalkan kita memiliki pinggang yang agak berlemak maka kita bisa menghindari kaos gantung dan jenas model hipster, sebagai gantinya mengenakan kaos model sabrina yang agak panjang sehingga menyamarkan lemak di pinggang.


4. Skala Prioritas
Jika aktivitas kita menuntuk banyak bergerak dan berpindah tampat maka prioritaskan memilih pakaian yang memudahkan kita untuk bergerak. Pakaian yang mengganggu akan memecah konsentrasi, sehingga tidak fokus pada apa yang kita kerjakan tetapi malah memikirkan pakaian kita. Jika kebanyakan aktivitas kita di luar ruangan maka di lemari perbanyak pakaian katun yang dapat menyerap keringat.

5. Utamakan Nyaman dan Sehat
Kenyamanan memberi tambahan nilai dalam berpakaian. Kenyamanan membuat kita lebih percaya diri. Hal ini berpengaruh langsung terhadapa cara kita membawa diri sehingga kita terlihat apa adanya dan menjadi diri sendiri. Kencantikan yang hadir dari dalam diri lebih tahan lama dan enak dilihat.


Kecantikan yang utama adalah kesehatan jiwa dan tubuh kita. Percuma berpakain super keren jika wajah pucat karena diet terlalu ketat sehingga kekurangan asupan nutrisi, atau agar telihat montok memakai pakaian terlalu ketat yang malah menyebabkan tidak nyaman beraktivitas karena pernafasan tidk lancar.


6. Mintalah Masukan
Jangan terlalu kaku. Mintalah masukan dari orang-orang di sekitar kita untuk meningkatkan kualitas fashion. Meskipun pendapat mereka tidak mesti kita turuti setidaknya itu membatu kita membuat gambaran mengenai bagaimana penampilan kita.

tokopetra.com
7. Tetap Fleksible
Terlalu saklek dan monoton dalam mengikuti aturan berpakaian akan membuat kita tampak seperti Betty La Fea. Karena itu tetaplah bereksperimen dan jangan takut mencoba. Berani berekperimen akan membatu kawan-kawan mengenali bagian-bagian diri yang selama ini tersembunyi.

8. Kreatif
Kita tidak harus selalu membeli pakaian baru untuk tampil fashionable. Bereksperimenlah dengan benang dan jarum, kancing, renda, potongan-potongan kain atau bahan-bahan lainnya. Modifikasi sendiri pakaian lama kita, dan dapatkan penampilan barunya.


Semuanya hanyalah bagaimana kita mengenali diri sendiri dan menjalanina dengan konsisten. Jika kita cenderung untuk terus menerus mengikuti mode ingatlah bahwa kita hanya akan menjadi konsumen yang terus menerus dimaanfaatkan oleh perusahaan mode, karena memang itulah yang mereka inginkan, memanfaatka kita.



Fashion yang Melukai

Sering kan kawan-kawan denger ada korban fashion atau korban mode? Olok-olok ini biasanya dipakai untuk orang-orang yang terlalu update soal fashion padahal dia bukan artis sehingga terlihat aneh di antara orang lain. Masalah update dan tidak update ini akan selesai dengan sendirinya ketika apa yang dipakai sudah populer, saat rumah mode hingga pasar emper toko menjual barang serupa. Tapi fashion bisa melukai lebih dari itu. Berikut contohnya :

1. Melukai Kantong
wewomentoday.com
Banyaknya anggaran yang dihabiskan orang untuk tampil fashionabel masing-masing orang bervariasi. Jika anda terlahir sudah mewarisi jaringan hotel Hilton mungkin tak masalah tapi jika penghasilah pas-pasan dan masih saja mengutamakan penampilan daripada makan sama saja bunuh diri pelan-pelan. Kawan-kawan bisa saja berolok-olok pada pecinta fashion tipe ini tapi sedikit banyak remaja melakukannya. Film Confession of A Shopaholic sepertinya bisa jadi referensi yang bagus.




2. Melaukai Fisik
beritasatu.com
Kategori melukai fisik ini banyak jumlahnya karena memang pertama-tama fisiklah yang menjadi target fashion itu. Bahkan dalam hal ini beberapa kawan berprinsif 'cantik itu butuh pengorbanan'. Fisik yang paling sering dilukai adalah :
freewebs.com
  • Melukai kaki, seringkali seseorang memaksakan diri memakai sepatu yang kelihatan pas di kaki dan kostumnya meskipun kurang nyaman, membuat lecet, berdarah, bahkan bengkak. Sepatu yang indah dan nyaman memang punya harga yang sebanding, rego nggowo rupo orang jawa bilang.
  • Menyiksa perut, karena ingin langsing seperti model-model dan manekin di toko banyak yang rela diet ketat hingga merelakan dirinya kelaparan bahkan kurang gizi. Karena banykanya kasus ini pemerintah Spanyol pernah memberlakukan aturan untuk memperbesar ukuran pinggang manekin.
  • Menyiksa tubuh, banyak orang seringkali memakai kostum yang tidak pas dengan cuaca. Misalnya saat panas terik memakai hot pant di luar ruangan. Ini menyebabkan kulit tidak terlindungi dari sinar matahari. Akan lebih nyaman memakai bawahan bahan katun yang agak panjang sehingga dapat melidungi kulit dari matahari sekaligus menyerap keringat.
  • Tidak aman, karena ingin cantik seseorang ingin rela memakai pakaian yang tidak bisa mengamankan 'asetnya'. Kasus yang paling sering adalah kemben mlorot.
  • Memalsukan, yang paling sering adalah ukuran buah dada sampai-sampai menyumpalnya. Sesuatu yang palsu tentu saja tidak senyaman ukuran aslinya. Selain ukuran dada yang tak kalah sering yaitu bulu mata.
3. Melukai psikis
Salah berkostum bisa membuat hati sakit sekaligus malu karena cemooh dan seloroh, bahkan bisa mengakibatkan pengusiran. Seperti yang dialami Rihanna akibat top less saat di pedesaan.

4. Melukai nilai-nilai budaya
Hal ini bisa terjadi jika invasi budaya asing terlalu berpengaruh sehingga cara berpakaian lokal tergeser. Contohnya di Indonesia sendiri sebelum batik di klaim oleh Malaysia, posisi batik jauh bila dibangdingkan dengan pakaian-pakaian bergaya Eropa

Berpakaianlah berdasarkan prioritas, nyaman atau sekedar cantik.



Kesalahan Umum Orang Tua Indonesia

1. Nembak Surat Ijin Mengemudi
http://www.americanpatrol.com
Hal ini umum sekali dilakukan, beberapa orang tua malah langsung mencari calo untuk mendapatkan SIM untuk anaknya, bahkan ada yang anaknya belum lancar mengemudi sudah dibuatkan. Bukannya mendorong anaknya untuk belajar mengemudi dengan benar dulu, membiarkan mereka berusaha, tapi malah langsung "membelikan" SIM supaya aman dari razia polisi. Apa salahnya membiarkan mereka berusaha terlebih dahulu, kalo gagal terus baru cari alternatif. Padahal membuat SIM resmi itu murah dan cepat. Tidak makan waktu lebih dari sehari, tidak menghabiskan dana lebih dari 200 ribu.

2. Jaim
Jaim atau jaga image sering dilakukan semua orang tapi ketika orang tua jaim kepada keluarganya sendiri secara tidak langsung akan membuka jarak. Tidak pernah mau minta maaf kalau salah, tidak mau mengakui kekurangan dan kelemahannya. Banyak orang tua yang memang takut kehilangan wibawa di hadapan anak-anaknya.

3. Menjadi Pegawai Negri
Tidak ada salahnya menjadi Pegawai Negeri tapi dari begitu banyak profesi dan jabatan mengapa pegawai negri yang seringkali ditekankan orang tua kepada anaknya. "Anaka saya pegawai negri," seolah pernyataan yang sangat membanggakan. Mengapa cita-cita harus sependek itu.

4. As Money Maker
Semua orang tua ingin anaknya sukses, tapi menjadi sukses tidak sama dengan menjadi mesin uang. Kebanyakan orang memang mengukur kesuksesan dengan seberapa banyak uang yang dihasilkan atau jabatan yang diemban. Kebanyakan orang tua kurang mendorong profesi-profesi yang kurang menjanjikan secara materi. Kecuali cita-citanya memang mejadi orang kaya apapun caranya, atau Dirut PLN atau malah presiden silakan saja.

5. Menganggap Kebaikan Sebagai Hal yang Wajar
Banyak orang Indonesia yang berpendapat bahwa sudah semestinya seseorang itu berbuat baik, sehingga ketika ada orang yang melaukukan kebaikan yang bersifat 'sehari-hari' mereka cenderung cuek dan menganggap itu sudah seharusnya.

Saat anak berbuat baik atau berprestasi orang tau diam saja, begitu salah atau nilai turun langsung bertindak. Cara mendidik seperti ini menjadikan anak-anak yang suka cari perhatian dan bikin ulah, karena orang tua mereka hanya akan memberi perhatian jika anak bermasalah.

6. Minder 
Sifat ini merupakan warisan sistem pemerintahan feodal untuk mempertahankan kekuasaan. Masyarakat dibuat mersa rendah diri dna menurut saja apa kata penguasa. Hingga sekarang saat pendidikan masuk ke desa-desa rasa rendah diri itu masih ada. Mereka cenderung grogi menghadapi polisi, atau petugas kelurahan. Ada keengganan yang besar untuk berhubungan dengan instansi-instansi publik.

Orang tua minder mencontohkan sikap minder pula kepada anak-anaknya. Bahkan beberapa orang menekankan kata-kata negatif. Misalnya mengatakan 'kita itu hanya orang desa.... ...'Kawula cilik hanya bisa pasrah...', 'kita ini cuma rakyat', dan sejenisnya.

*semua berdasarkan pendapat pribadi, survey seadanya tanpa olah data statistik.

Sabtu, November 26, 2011

Festival Layang-Layang 2011 Parangkusumo

Layang-layang berbetuk naga menggeliat sebelum
berhasil diterbangkan.
Festival layang-layangnya sendiri udah hampir dua bulan lewat tapi film bari selesai di scan kemarin. Maka hari ini mari posting.

Festival layang-layang ini merupakan yang ke dua di DIY untuk tahun 2011 setelah yang pertama di pantai Glagah Kulonprogo sekitar petengahan tahun lalu, dan yang kedua ini di pantai parangkusumo Bantul.

Salah satu layang-layang kantong. 
Dibandingkan dengan yang di Parangkusumo festival pertama tampak terkonsep lebih matang. Jauh-jauh hari promosi sudah dilakukan, sehingga para penggemar layang-layang sudah bisa mendapat jadwal. Alhasil jumlah pengunjungnya pun membludak. Sedangkan yang di pantai Parangkusumo promosinya agak terlambat. Selain itu pemilihan tanggalnya juga kurang memperhitungkan jadwal liburan.Dampak terlihat dari jumlah penonton yang kalah jauh dibandingkan dengan saat di Glagah.

Layangan 3D berbentuk ikan mas koi.
Kabar awal festival akan dilaksanakan segera setalah idul fitri mengingat ini merupakan salah satu progran dinas pariwisata. Kenyataannya festival baru dilaksanakan hampir 1,5 bulan setelah puasa, sehingga wisatawan yang mudik sudah kembali lagi bekerja dan musim libur anak sekolah belum tiba.

Saat kami datang festival layang-layang 3D baru saja digelar beberapa masih dibiarkan melayang. Salah satunya adalah layangan gerobak ronde. Selanjutnya digelar adalah layangan kantong. 

Awalnya saya pikir layang-layang kantong itu diisi udara dari bawah kemudian diterbangkan ternyata layang tersebut akan terisi angin dengan sendirinya saat diterbangkan.

Crew membentangkan layangan sebelum diterbangkan.
Layangan terakhir yang dilombakan adalah layangan kereta atau rangkaian. Panjang bisa mencapai puluhan meter bahkan ratus jika si empunya mau membuat. Menerbangkannya butuh angin yang lumayan kencang serta beberapa orang untuk menarik, karena panjang dan beratnya.
Layang-layang yang nyaris saling melilit.

Sangat disayangkan pada festival kali ini tidak ada battle, dan festival berakhir dengan penyerahan piala kepada pemenang.


Semua gambar diambil dengan NIkon F80 Lucky 200.



Jumat, November 25, 2011

Catatan Hari Guru

Catatan seorang siswa sekaligus guru -yang tidak konsisten.
(Yogyakarta, 25 November 2011)

copiyan.wordpress.com
Guru itu memang pahlawan, tapi saya tidak akan mempahlawankan orang-orang yang hanya menunggu saat-saat gajian.

Berapa banyak orang yang benar-benar ingin menjadi guru? Berapa banyak pula orang yang menjadi guru hanya karena alasan keterbatasan lapangan kerja yang diharapkan, dan berapa banyak guru yang sebenarnya tidak tahu apa yang dia inginkan. Berapa banyak yang memegang profesi ini hanya sebagai sampingan (terutama yang sudah PNS) tidak menjalani dengan hati dan jiwa tapi juga tidak mau melepaskan, karena sayang akan penghasilan tetapnya atau juga statusnya.

Ada guru yang hidupnya sederhana dan bersahaja, penghasilan tidak seberapa tapi senantiasa mendidik, ada guru yang tidak senang menggurui, ada guru yang sama sekali tidak berstatus guru. Apapun keadannya guru itu mutlak diperlukan.

Profesi guru itu seperti jabatan presiden. Tidak berhenti saat jam kerja selesai atau keluar dari sekolah, tapi melekat terus menerus, saat di sekolah maupun di luar sekolah. Ia diperhatikan, dicontoh, digosipkan saat punya skandal, dicemooh saat ada yang tak puas dengan keputusannya, bahkan menjadi bahan ejekan siswanya. Guru diwajibkan menguasai materi bidangnya, ia juga diwajibkan memahami keadaan siswanya, ia pun mesti berhadapan dengan wali siswanya, masih harus menghadapi keadaan dirinya sendiri juga egonya. Jika ada profesi dengan tuntutan sangat tinggi itu adalah guru. Ditambah lagi ia juga mesti menerima bahwa gajinya sama sekali tidak berbanding lurus dengan tuntutannya.

Tantangan menjadi guru sekarang semakin besar. Trend orang tua sekarang lebih senang bekerja menghasilkan banyak uang untuk membuang anaknya ke sekolahan supaya diurus orang lain. Kalo anaknya tidak seperti yang mereka harapkan mereka menyalahkan orang-orang di sekolah, dan pertama-tama yang disalahkan tak bukan adalah guru. Saat anak-anak berbicara dengan bahasa tulis yang 4L4y maka yang dikatakan gagal mendidik adalah guru bahasa Indonesia. Ketika seorang menghina suku lain atau bisa dikatakan tidak memiliki wawasan kebinekaan maka guru kewarganegaraan yang dinyatakan gagal menanamkan dalam jiwa muridnya. Ketika guru matematika memberikan pekerjaan rumah berlebihan sehingga muridnya stress yang disalahkan adalah guru.

Guru di Masa kini

Era teknologi informasi ini menurut saya peran guru lebih baik ditekankan pada sisi kemanusiaan dengan penekanan pada transfer of understanding daripada sekedar transfer of knowledge seperti yang biasa terjadi. Para siswa kini bisa mencari bahan dan informasi yang mereka butuhkan dan mereka sukai di internet. Dalam hal sains komputer bisa berperan sangat baik, tapi soal kehidupan hanya manusia sendiri yang tahu.

Situasi sekarang dengan semakin menurunnya kualitas interaksi sosial kurikulum berbasis kemanusiaan jauh lebih diperlukan. Daripada mencetak beberapa siswa dengan prestasi dunia sedangkan puluhan siswa lain yang mecoba -dan beberapa berhasil- bunuh diri karena tidak kuat menghadapi tekanan sosial. Suatu bangsa dibentuk oleh kepribadian rakyatnya bukan oleh piala dan piagam yang dikoleksinya.

Kurikulum semacam ini menyederhanakan tugas guru tetapi sekaligus memperberat. Guru bisa fokus pada kematangan kepribadian siswa, sehingga siswa pun tidak terlalu tertekan dengan tuntutan materi, di sisi lain guru harus bisa tampil sebagai teman sekaligus teladan bagi siswa-siswanya. ia lebih bertindak sebagai konselor yang membantu siswa menyadari diri dan kehidupannya daripada sekedar kamus ilmiah tempat siswanya mencari tahu soal pelajaran.

Tanpa dukungan kurikulum dan sistem pendidikan guru macam ini akan menjadi 'musuh' para siswa maupun sekolah. Hal semacam ini saya sadari saat berada di SMP dan SMA. Saat SMP pak Bamabang Arif guru sejarah ingin meceritakan bagaimana suatu peristiwa itu menjadi bersejarah, para siswa sangat tertarik tapi yang dibutuhkan sekolah hanya siswa-siswa yang mampu menjawab soal ujian, tanggal berapakah peristiwa  Rengasdengklok terjadi, dimanakah penyusunan naskah teks proklamasi dilaksanakan, dan hal-hal semacam itu.

Saat SMA guru bahasa Indonesia, bu Kusrini, senang mengajak siswa mengalisis bacaan dan menyerap pesan moralnya, tapi yang dipikirkan siswa hanyalah bagaimana menghadapi soal ujian.

Saya yakin bahwa guru yang memiliki misi kemanusian masih sangat banyak meskipun berita-berita tentang guru yang tidak bermoral jauh lebih gencar.

Suatu saat saat akan menjadi orang tua, dan saya akan menitipkan anak-anak saya pada kalian, juga anak-anak yang lain. Hari ini, esok dan seterusnya kualitas bangsa ini kalian yang hasilkan. Selamat hari guru yang telat sehari. Tak perlu jaya di laut, darat, atau udara, tak perlu daftar piagam atau tanda jasa, muridmu yang akan tahu dan menilai seberapa baik engkau menjadi manusia.


Senin, November 14, 2011

Skripsi? Hanya Tuhan dan KUA yang Tahu


Proses proses proses.....selama hidup berapa banyak yang bilang bahwa proses lebih penting daripada hasil?  Sayangnya aku tidak menghitung. Selama hidup juga pada kenyataanya berapa banyak orang yang belari-lari mengejar hasil sampai-sampai ga menikmati prosesnya bahkan ga tau seperti apa proses yang sebenarnya. Sepertinya lebih banyak.


Setiap kali baru mau nikmatin prosesnya seseorang bilang cepetan toh, selesaikan, dan itu tejadi dalam pengerjaan skripsi. Berapa kali dosen aku, dosen kamu, dosen kalian bilang, "Cepetan selesaikan skripsinya, ga usah idealis."

Ketemu di taman, di lobby, di ruang kuliah, di TU mereka menanyakan skripsi. Apa yang terjadi kemudian? Berapa banyak skripsi yang kopi paste, tulis ulang, bahkan ditulisin orang lain?

Dalam hal ini bapak saya sepertinya orang sangat berbesar hati. Beliau kerja keras kuliahin anak cewek satu-satunya ini, ga tau di kampus ngapain, ga tau juga hasilnya apa, tapi beliau tetep positif thinking. Terakhir beliau nanya, "Skripsinya sampai mana?"
"Beli aja ya pak ya, lebih murah dan cepet daripada nungguin aku bikin sendiri," jawabku.
Jawaban bapakku waktu itu adalah sesuatu yang nggak ku sangka. Kupikir beliau akan tersenyum pahit, atau marah-marah lebay kayak di sinetron. Beliau bilang sesuatu yang bikin aku jleb, speachless, "Yang penting itu kan tahu gimana bikinnya, bukan kecepatannya."

Dua juta cukup buat beli skripsi, tapi beliau milih tetep biayain aku tiap bulan, biayain pembuatan skripsiku, bayarin kos, dan sebagianya. Itu juga artinya semakin lama waktuku semakin banyak biaya yang mesti dikeluarkan, tetep kerja keras buat ibu dan bapakku, renovasi rumah mesti ditunda, beli mesin pengupas padi juga ditunda, dan segala macam impian yang cuma bisa terlaksana dengan kelonggaran dana.

Sepertinya bapakku adalah orang yang senang nikmatin proses juga. Aku bisa bayangin betapa under pressure -nya bapakku punya anak kayak aku kalau tidak berusaha menikmati baik-baik. Mungkin beliau sering menangis saat berdoa, juga ibuku, mungkin beliau agak menyesal membelikanku anting, karena selalu hilang. Kasian yah. hu...uh.

Gara-gara ngobrol sama temen-temen di pantai Siung siang-siang dan rada ngatuk, soal skrips ini kebawa mimpi dan pikiran sampai sekarang. Memori bawah sadarku diserang badai skripsi. Kebayang kan betapa menggangunya itu. Intinya adalah, so what.

Kalau aku melakukan penelitian tentang hal itu, trus kenapa? Apa manfaatnya buat aku sendiri, buat ilmu pengetahuan, buat orang yang aku teliti? Apa daya dukung skripsimu buat hidup dan masa depanmu? Mungkin tetep bakalan lulus dengan topik itu, so what? Jleb...akh... Mikir-mikir berhari-hari, siang malam, akhirnya proposalku ga bisa bantu menjawab semua pertanyaan itu. karena aku nggak bisa jawab pertanyaan so what itu kutinggalkan bab 1-3 ku. Mencari-cari judul yang memilki DAYA DUKUNG MASA DEPAN. Bakal selesai kapan? Hanya Tuhan dan KUA yang tahu.

Pemuda emang mesti idealis, coz kalo nggak brati ia tidak menikmati kemudaanya. Ahihihhi...berdalih.

Minggu, November 13, 2011

Bokep yang Menyadarkanku

Tahu nggak kalo kaget, iya kaget, bisa membuat anda kehilangan seorang klien. Cukup pasang ekspresi kaget, eneg, mual,  pucet dan dia hilang selamanya.

"Mabak tolongin donk, videonya ga bisa ya."
Ucluk ucluk ucluk jalan ke kabin 9. Gluck. Langsung pucet, eneg, mual, pengen muntah, ga enak badan, dan gejala-gejala penyakit ga elit lainnya. "Ga bisa pak."

Pandangnku terjebak, diperangkap dalam layar 15", dengan bokep yang berhenti, dan posisinya....posisinya yang bikin mendadak pucat, posisinya biasa aja.

Aku melihat itu dalam keadaan tidak siap. Nonton bokep ga siap aja bisa bikin pucet nah kalo presentasi ga siap bisa pingsan atau itu adalah saat yang tepat buat menggunakan jurus andalannya Raditya Dika pura-pura mati. Ha bokep? Akh...mati.

Kejadian itu setidaknya bikin aku sadar bahwa selama ini aku ga pernah bener-bener yang namanya nonton bokep. Aku ga merhatiin ada berapa macem gayanya, berapa ukuran alat vitalnya, bahkan aku juga ga  perhatiin durasinya, yang lebih parah lagi aku ga pernah dengerin dialognya.

Kejadian gini seperti kalau kuliah. Dosen sudah jelasin dan kasih materinya. Sumber referensi sudah dikasih juga, tapi waktu ujian tetep aja shock. Pertanyaannya yang kemudian timbul adalah aku ngapain saat dosen njelasin atau aku mikir apa waktu diterangin materi itu. Aku ngapain mikir apa waktu bokepnya lagi diputer? Sama saja, selama ini aku kuliah ngapain aja, sampai ga ngerti materinya apa Apa malah selama hidup aku memang ga pernah fokus, banyak pikiran yang datang saat bersamaan sehingga tidak ada yang dominan, tidak ada yang menjadi titik perhatian. Berarti kayak gitu juga dund hidup aku selama ini. Melakukan apa tapi pikiran kemana.

Akhirnya, setidaknya aku jadi belajar kenapa bokep bisa sangat buruk untuk kesehatan. Mestinya juga ada peringatan seperti rokok, "Menonton bokep dapat menyebabkan mual-mual, pusing, dan gangguan makan." Customer itu pun menghilang. Kasian, dia tidak akan pernah mendengar ucapan terimakasihku.

fokus. fokus. fokus. fokus.fokus. fokus. fokus. fokus.fokus. fokus. fokus. fokus.fokus. fokus. fokus. fokus.fokus. fokus. fokus. fokus.fokus. fokus. fokus. fokus.fokus. fokus. fokus. fokus.fokus. fokus. fokus. fokus.fokus. fokus. fokus. fokus.fokus. fokus. fokus. fokus.fokus. fokus. fokus. fokus.fokus

Krim Pembesar Buah Dada, Why? (Not)

Why women need a big breast?

Aku nggak ngerti yah kenapa cewek-cewek suka buah dadanya besar.Cowok-cowok juga suka yang besar. Aku cewek dengan banyak hormon androgen, jadi aku tetap suka yang....zzzzz......mudah dirawat.

Dapet julukan madesu, massa depan suram. Kawan-kawan tau kenapa? Karena aku rata jadi 'massa' depannya tidak sebeberapa. Untung aja kesuksesan wanita tidak diukur dari massa dan bentuk buah dadanya. Kalo beneran begitu kebayang kan gimana perasaan cewek-cewek kayak aku.

Itu sudah tidak lagi jadi masalah katanya. Katanya ada produk dari kulit manggis dan ganggang yang bisa membesarkan ukuran buah dada dalam waktu 4-12 minggu. Selain katanya aman juga praktis, tinggal oles trus  tunggu hasilnya.

Apakah permanent? Hmmm tidak tahu. Apakah aku tertarik...mmm...tidak.

NIP + FAB boleh siap dengan produknya, tapi aku yang nggak siap dengan ukuran baru. Ini adalah zona nyamanku. Ukuran baru itu artinya aku harus meyiapakan mental baru, dan kekuatan fisik baru. paling nggak harus menyiapkan diri dengan olah raga sehingga otot-otot menjadi terbiasa membawa beban lebih berat dari biasanya.

Itu baru secara fisik, belum reaksi kawan-kawan. Bisa-bisa malah terjadi kekerasan yang menjurus pada pelecehan sebagai akibat dari ketidakpercayaan. "Apah? Coba liat, ga percaya, pasti busa." Ini asli. "Engkau pasti berdusta padaku." Enggak ini asli. "Sini, tunjukkan, padaku. Tunjukkan." Narik baju...krek.....sobek....skipp.



Karena itu juga mesti nyiapin baju-baju baru juga kan, yang tadinya tank top hem, cd, jenas cukup, jadi minta perlindungan ekstra. Temen aku yang montok juga bilang kalau bra berukuran besar itu mahal. Apalagi pertambahan beban mengurangi kecepatan bergerak, berarti kemungkinan terbakarnya kalori jadi lebih sedikit, sehingga kemungkin bisa jadi makin gemuk.

Intiya adalah, aku masih belum melihat kebutuhan akan big breast. Aku bukan butuh ukurnnya tapi fungsinya, tapi kalo bagi kalian fungsinya emang ada di ukuran ya suka-suka kalianlah.

Kondom Artika Milik Pemerintah Tidak untuk Diperjual Belikan

Kondom Artika, milik pemerintah, tidak untuk diperjual belikan. SNI. Itu tulisannya di box dan kardus.

Temen ak ga tanggung jawab banget lempar kondom sembunyi badan. Dia bawa satu kardus besar, di dalem kardus masih ada belasan box, satu box isinya sekitar 240 buah. Expired na tinggal beberapa bulan lagi. Mau dikemanain barang sebanyak itu. Bahkan di bagi-bagiin seluruh anak kampus masih juga sisa.

Tadinya rencana mau aku bikin balon, dirangkai trus jadiin kasur angin, dipake buat pengapung di bendungan deket kos, ternyata bahannya mudah sobek dan pecah. Temen-temen yang udah coba jadiin balon ma isi air cepet pecah. Nah lo, kalo kek gitu kualitasnya ga jadi mengamankan dunds. Apa yang buatan pemerintah selalu KW yah? Ga yang kompor gas, ga LPJ na, bahkan kondom pun juga ga aman.

Daripada mubazir karena expired akhirnya aku tawarin tuh kondom ke sana sini. Ada 1 temen yang mau. Smsan, janjian ma dia.

"1 box 20 rb gmna?"
"Ok. Gpp. ketemu dimana?"
"Sekitar malioboro. Tepatnya dimana ntar sms lagi."

Celingukan nengok ke jalan raya dari balik jeruji pager kantor pos besar. Baru aja ujan itu juga masih gerimis. Ga lama dia datang.

"Mana barangnya?"
"Neh," nyerahin 1 box kondom di dalam plastik kresek.
"Ada berapa box?"
"3."
"1 box berapa biji?"
"240."
"Heh?"
"Ogah, 1 aja."
"Iya. Belinya satu, kukasih bonus 2 box."
"Heh?"
Bla bla bla....

Akhirnya daptlah 20 ribu dari kondom Artika, milik pemerintah, tidak untuk diperjual belikan itu. Sama temen aku yang beli ternyata kondomnya dibagi-bagikan karena wilayah itu juga beberapa temannya adalah 'pelaku sex beresiko', walau aku juga ga tau adakah sex yang tidak beresiko.

Kita = Bangsa Pengemis?

Yang tua menggunakan ketuaannya
yang anak-anak menggunakan wajah ketidakberdosaannya
yang pajabat menggunakan kekuasaanya
yang cantik menggunakan kemolekannya
dan yang lain menggunakan kekerasaanya

tolong gunakan kualitas saja!!!

Sering melihat peminta-minta yang bentuknya anak-anak, remaja, orang tua, bahkan dewasa dan orang masa produktif? Ironisnya adalah mereka tidak malu meminta di sisi seorang nenek renta yang menjual koran sore hari saat mendung dan mulai gerimis. Atau pengamen yang berjalan dari toko ke toko beriringan dengan dengan seorang kakek yang berpeluh mendorong gerobak penuh berisi LPJ 3 kiloan.

Ada seorang legend di kampus yang disebut mBah Salak. Salah satu contoh yang menggunkan ketuaannya untuk menjajakan dagangannya. Sering dia bicara dalam bahasa Jawa yang kira-kira artinya, "Beli salaknya, saya sudah tua. Ini tangan lecet-lecet kena duri waktu metik. Kemarin saya jatuh kepleset." Ia merayu customernya dengan menunjukkan kerentaannya.

MBah salak bukanlah satu-satunya. Masih di dekat kampus lokasinya, seorang nenek menjual jambu air satu platik 1 kiloan seharga 5 ribu yang biasanya bisa didapat dengan harga 1 ribu rupiah di pasar. Metode pandekatannya tidak jauh berbeda dengan mBah Salak mengedepankan ketuaanya untuk membuat si pembeli iba. Saya sendiri  juga pernah mengalami seorang nenek menjual jamu dengan harga Rp. 2500 per gelas, padahal biasanya hanya 1000. Ini perampokan di depan mata.

SPG-SPG nan rupawan menggunakan kemolekannya untuk menawarkan produknya. Sedangkan yang punya jabatan menggunakan pengaruh kekuasaanya untuk melancarkan mesin uangnya. Sedangkan anak-anak menggunakan wajah naifnya untuk mengeruk rupiah.

Bahkan ada masyarakat yang merusak suatu kantor lembaga yang mengaudit dana bantuan asing karena menemukan bahwa dana tersebut dikorupsi sehingga dana bantuan selanjutnya terancam dihentikan. Jadi masyarakat tetap rela bantuannya terpotong korupsi daripada tidak dapat sama sekali.

Apakah itu sah? Selama tidak menipu dan memaksakan  sebenarnya sah-sah saja, pintar-pintar masyarakat saja menilai apakah profesi itu layak bagi mereka atau tidak, apakah mereka pantas diberi, ataukah memberi menjadi cara mendidik yang sama sekali tidak baik karena memberi menjadi penguat sifat malas dan menggampangkan. Apakah keadaan ini baru kali itu terjadi atau sejak dulu sudah demikian, saya saja yang tidak gaul?

Meskipun cara mereka sah-sah saja tapi pointya bukan berhenti di situ. Jika begitu banyak orang di negeri ini yang menggunakan atibut fisik, usia dan kekuasaan untuk mengais rejeki kita patut bertanya ada apa dengan bangsa ini. Ada dengan pendidikannya, gagalkah mendidik manusia? Apa pula hasilnya dengan mental masyarakat? Kemana gotong royongnya, kemana kepeduliannya sosial yang selalu digembar-gemborkan sebagai kelebihan bangsa ini?

Gotong-royong bukan sekedar membangun rumah bersama, membersihkan jalan ramai-ramai di hari minggu, tapi juga bersama-sama saling mendidik masyarakat. Bukan sekedar menyerahkan anak kepada sekolah seperti yang sering terjadi. Kecuali memang masyarakat juga pemerintah tidak pernah benar-benar berpikir bagaimana menghentikan jumlah peminta-peminta, atau memang mental bangsa ini dibentuk untuk menjadi peminta-minta, memang sengaja dibentuk untuk menjadi bangsa yang rendah diri? Entahlah saya juga masih minta kepada orangtua, namun setidaknya mari sejenak bertanya, apakah rupiah yang kita berikan akan membatu mereka, ataukah malah akan membantu merusak bangsa ini sedikit demi sedikit sehingga kita tak lagi sadar bahwa kita punya andil di sana.

Jika masih percaya bangsa ini punya kualitas, bahwa bangsa ini bukanlah bangsa pengemis, mari mulai dari diri sendiri. Sedikit saja berpikir lebih dalam sebelum kita memberikan sumbangan apakah kita memberikan sumbangan pada orang yang tepat ataukah kita hanya ingin mencuci dosa kita dengan sumbangan tersebut, ataukah hanya suatu ketidakpedulian bahwa harta ku urusanku.

Kamis, November 10, 2011

Backpaker, Orang tua, dan Pahlawan

picture by picturecorrect.com
Beberapa hari lalu di depan warnet melintas seorang bapak-bapak yang memakai tudung kepala, jaket panjang, celana 3/4 dan tas cangklong yang sepertinya cukup berat. Semuanya warna hitam kecuali tudung kepalanya yang berwarna putih. Ia menggandeng seorang anak lelaki sekitar usia 7atau 8 tahun dan ia mendengar dengan seksama celoteh anak tersebut sambil sesekali membungkukkan badan dan menunduk kepalanya.

Sepertinya mereka ayah dan anak, yang sudah menempuh perjalanan jauh dan dengan jalan kaki. Itu mengingatkanku pada kejadian sekitar awal Juli 2011 di Solo. Saat itu sudah malam, saat seorang ayah dan anak berjalan menghampiri dengan nafas yang ngos-ngosan menanyakan jalan ke stasiun kereta barang.

Sambil menghela nafas mereka sempat bercerita bahwa mereka dari jawa timur dan akan ke Bandung. Saat teman saya bilang jaraknya masih jauh, sekitar 25 km tidak ada mimik kecewa di wajah mereka. Setelah mengucapkan trerimakasih dengan logat sunda yang kental mereka melanjutkan jalan kaki dengan semangat.

Saya dan teman berpikir bahwa mereka adalah backpaker sesungguhnya. Sepasang ayah dan anak lelakinya yang berusia sekitar 12 tahun menyusuri jalanan kota asing di malam hari demi mencari transportasi gratis. Apakah saat keadaan berubah dan mereka tak butuh gratisan lagi si anak akan menceritakan hal itu sebagai sesuatu yang hebat? Atau apapun keadaanya ia selalu menganggap ayahnya hebat, kawan petualangannya sekaligus mentornya? Atau malah menyadarai bahwa itu bukanlah yang ia inginkan? Saya tak tahu.

Meski pada akhirnya setiap anak mengambil jalannya masing-masing, orang tua selalu punya peran menguatkan atau malah melemahkan cita-cita sang anak., atau menciptakan anak yang oposisional yang menentang semua hasrat orangtuanya, tak peduli isinya tapi hanya ingin menentang. Apapun orang tuamu hidupmu adalah pilihanmu, setuju tidak setuju itu tetap pilihanmu. Kamu adalah pahlawan bagi dirimu sendiri, apa yang kamu jalani sekarang berasal pilihanmu sebelumnya karena alasan 'tidak ada pilihan' sebenarnya tidak pernah benar-benar ada.

Selamat Hari Pahlawan Kawan.

Rabu, November 09, 2011

Nasihat Sebuah Blue Movie

Dari sebuah bokep yang -mestinya- memberikan pejaran berharga.

Kopi sudah siap, diiringi scores Yan Tiersen OST Goodbye Lenin mulai menulis. Hari ini pake rok pendek, meski tiap teringat bokep itu menjadi sangat enggan memakai rok, tapi sepertinya ini bagus untuk menghadirkan perasaan empati jika itu terjadi di kehidupan nyata tanpa skenario.


Apakah harapan cewek-cewek yang senang dengan rok mini atau hot pant saat bepergian? Menjadi perhatian? Atau ingin menunjukkan 'asetnya'? Apapun yang kau pikirkanlah. Jika suatu hari apa yang terjadi pada film yang akan saya ceritakan ini terjadi pada kawan-kawan jangan katakan bahwa tidak ada orang yang memperingatkan anda karena sebuah perusahaan pembuat blue movie pun pernah memperingatkan kawan-kawan tentang pelecehan seksual yang terjadi di tempat umum.

Settinnya adalah di kereta listrik, seorang perempuan sexy dengan rok mini, tank top dan cardigan berdiri di tepi jendela saat perlahan-lahan para pria mendekatinya, mencolek-colek dan semakin lama jumlah mereka semakin banyak sampai ia tenggelam di keruman para pria tersebut. Ia terus mendapatkan pelecehan, tak seorangpun menolong karena ia memang benar-benar berada di dalam kerumunan pria. Ia mulai menangis hingga maskaranya meleleh , benar-benar menangis bukan akting.

Durasi film ini pendek, gambarnya tidak terlalu detail, dan tidak ada adegan seks, hanya pelecehan tapi sangat keterlaluan jika terjadi di kehidupan nyata dan di kereta listrik, meskipun dalam kehidupan nyata malah seringkali lebih kejam.

Menurut saya pribadi ini lebih dari sekedar membuat blue movie kemudian dijual atau malah disebarkan gratis. Lebih merupakan peringatan bahwa kadang sikap atau pembawaan kitalah yang mengundang perhatian atau hasrat arang lain. Tidak melulu yang sikap negatif yang mengundang perhatian. Sikap kita yang positif juga seringkali menjadikan orang lain bersikap baik pula pada kita.

Mungkin kawan-kawan akan bilang, "Aku sudah bersikap baik dan positif tapi orang lain tetap tidak bersikap baik dan positif padaku." Kawan-kawan perlu ingat juga bahwa sikap negatif kawan-kawan juga belum tentu langsung ditanggapi negatif oleh orang lain kan?

Pepatah jawa mengatakan, "Ajining raga saka busana," yang artinya nilai raga tercermin dari pakaiannya, meski di budaya yang berbeda penilain masyarakatnya tehadap pakaian akan berbeda juga. Lebih tepatnya bebrbusanalah sesuai tempatnya.

Beberapa teman pernah komplain karena pahanya dipelototin orang saat memakai hot pant? Wow, itu resiko dari pant yang hot, sebenarnya tak perlu disesali. Bang napi bilang kejahatan bukan hanya karena adanya pelaku tapi juga adanya kesempatan.

Kasus:

Ini pengalaman pribadi saat jaman SMA masih naik bis ke sekolah. Ada seorang bapak-bapak yang senang menggunakan kesempatan dalam kerumunan untuk meremas pantat atau buah dada para penumpang bis, padahal saat itu kebanyakan siswi SMA memakai seragam longgar dan berkerudung.

Berhati-hati adalah cara terbaik.

NB : jangan tanya bokepnya apa. Koleksinya apa aja. Saya hanya iseng ngoprek kompy temen.

Selasa, November 08, 2011

Rendezvous

Percayalah kepedihan takkan menjadi klise lagi jika engkau berhadapan secara langsung.


Kesan yang pertama-tama muncul saat awal-awal datang ke sekolah dasar itu Agustus 2010 lalu adalah agresivitasnya tinggi. Orang-orang menakut-nakuti bahwa itu bahwa sekolah itu isinya anak-anak nakal.

Seminggu observasi menguatkan dugaan itu. Kekerasan fisik, verbal, bahkan emosional sering mereka alami. Tidak semuanya memang tapi begitu banyak cerita pilu di sana. Bukan sebuah sekolah dipedalaman yang anak-anaknya mesti berjalan berkilo-kilo meter, atau sekolah dengan keterbatasan guru dan fasilitas. Ini sungguh bukan laskar pelangi. Tapi ini sekolah dari anak-anak yang orang tuanya terpinggirkan secara ekonomi.


Agresivitas tak lagi milik siswa semata, ada guru dan penjaga sekolah yang tidak lagi sabar menahan diri sehingga tendangan atau tempeleng menjadi biasa. Anak-anak tak tahu mengapa mereka juga beberapa guru cenderung berteriak atau menggunakan tangan ketika berhadapan. Mereka hanya anak-anak. Mereka senang bermian. Mereka mengikuti apa yang lingkungan tunjukan pada mereka.

Ini adalah sekolah dengan gedung yang cukup bagus, dengan fasilitas perpustakaan, ada satpam, guru olahraga, dan guru agama. Namun apa yang mereka alami berasal dari rumah dan lingkungan. Anak-anak yang butuh belaian kasih sayang, butuh perhatian, ingin didengarkan. Sebagian dari mereka telah kehilangan sosok orangtua sejak dini, atau walaupun orang tua mereka ada orangtua tersebut tidak pernah benar-benar hadir untuk menyeka air matanya saat menangis, apalagi mendengarkan mereka merengek minta mainan.

Apa yang bisa kulakukan. Saat itu aku hanyalah mahasiswa manja. Memiliki tingkat ketergantungan kronis kepada orang tua. Sedangkan yang dihadapai di sana bukan lagi angka-angka statistik maupun teori-teori di buku teks apalagi cerita dari mulut ke mulut. Mereka adalah anak-anak yang nyata, mereka manusia, mereka perlu cinta. Aku tidak melakukan apa-apa. Aku benar-benar tak tahu apa yang mesti kulakukan.

Saat kulihat hasil tes psikologis beberapa diantara mereka, "Ini cewek 17 tahun sedang menangis," kata anak itu. Aku bertanya kenapa, dan ia tak bisa menjawab. Begitu pahitkah kesedihan sampai-sampai seorang anak 9 tahun pun tak dapat lagi memberikan alasan real mengapa kakaknya menangis."Yang ini aku sedang menunggu ibu," dan aku harus menahan diri untuk tidak menitikan air mata di hadapannya.

Hasil rata-rata tes menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan sosial yang rendah, cenderung mudah panik dan stres, sehingga mereka juga cenderung menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Ketenangan disalurkan dari kata-kata lembut dan belaian, sesuatu yang diantara mereka tidak dapatkan dari siapapun. Tikus yang dibelai saat masa kanaknya pun memiliki toleransi stress yang tinggi, tidak mudah panik maupun agrasive, dan cepat beradaptasi, tapi anak-anak manusia ini tak mendapat pelakuan sesuai hasil peneltian tikus-tikus tersebut.

Cerita-cerita kadang mengalir tanpa ekspresi sedih lagi. Menjadi sesuatu yang biasa. Seorang anak yang mesti berbagi cinta dengan empat atau lima saudaranya yang semuanya berbeda ayah. Seorang anak yang menjadi keterbelakangan mental karena selalu diberi obat tidur oleh ayahnya agar tak bangun sebelum sang ayah pulang narik becak. Atau ibu yang stres karena selama ia memburuh jadi asisten rumah tangga anaknya diberi uang oleh kakeknya untuk mengoleksi pedang, pisau dan berbagai senjata tajam lainnya.

Kini saat kubuka lagi lembar demi lembar hasil tes aku semakin terpukul dengan kenyataan bahwa dulu aku tidak tahu yang mesti kulakukan, dan tidak menghasilkan apa-apa selain nilai praktek. Seandainya kesempatan untuk menghadapinya datang lagi apa aku bisa, sedangkan dulu aku hanya berusaha menghindar, bukan berusaha menghadapinya hingga selesai.

Sabtu, November 05, 2011

Cinta Kandas Karena Kelamin, Haruskah?

Siapapun kamu, bagaimanapun
ujung-ujungnya minta kelamin
(Kelamin Uber Ales, The Panasdalam)

Meskipun idealnya cinta tidak harus berhubungan secara kelamin, tapi seringkali kelamin secara langsung dihubung-hubungkan dengan cinta. Bahkan tidak jarang cinta kandas karena hal satu ini dan dengan demikian bisa dikatakan bahwa cintanya kurang tulus. Sekali lagi itu idealnya. Tiap orang boleh punya alsan apapun dalam urursan cintanya. Termasuk salah satunya alasan kelamin. Sebagian mungkin berharap cinta itu jatuh seperti hujan dari langit, kalo udah jatuh tinggal tadahin pake ember, dan sebagian yg lain lebih percaya bahwa cinta itu seperti harta mesti berjuang keras untuk mendapatkan dan menjaganya tapi juga harus meluangkan waktu untuk menikmatinya.

Setidaknya ada 3 masalah cinta dan kelamin yang diketaui dan dapat dibayangkan.
  1. Inspired dari The Pandal lagi dalam lagu pedofilia, cinta kandas karena usia mengapa kita berjumpa. Pedofilia sudah jelas merupakan masalah, bagaimana bisa seseorang menyalurkan hasrat seksualnya jika yang dihasrati belum matang secara fisik dan psikis. Kasus-kasus pedofilia sering kali merupakan pelecehan seksual, pemerkosaan anak dibawah umur, penipuan dengan iming-iming boneka atau permen, dan bisa juga korban traficking. Tapi jika si anak bilang, "Aku mencintainya dan dia mencitaiku," menirukan dialog sinetron dan telah menjadi seorang drama queen apa yang bisa orang dewasa lakukan? Merombak acara televisi setelah ada anak-anak yang jadi korban cinta-cintaan.
  2. Aku takut kamu suka pada diriku, Karna memang aku bukanlah lawan jenismu (Bukan Lawan Jenis, Efek Rumah Kaca). Cinta yang datang bukan dari lawan jenis kadang sering kali juga menjadi masalah. Pandangan masyarakat mengenai hal ini beragam. Beberapa negara mengijinkan pasangan berjenis kelamin sama menikah dan memiliki hak yang sama dengan heteroseks. Bagaimanapun pendapat masyarakat perasaan sifatnya sangat indivual. Masyarakat bisa menentang atau mendukung tapi kenyamanan hanya pelakunya yang tau. 
  3. Masalah yang ketiga adalah jika malah tidak memeiliki kelamin. Salah satu contoh yang terkenal adalah laksamana Ceng Ho yang cintanya mesti kandas karena kelamin. Laksamana tersohor dari negri Cina tersebut adalah seorang kasim. Ia dikebiri jauh sebelum ia menjadi seorang pejabat kekaisaran. Selama pelayarannya ia berlabuh di suatu tempat, seorang wanita ingin menjadi istrinya (kalo tidak salah dengan taaruf, karena Ceng Ho adalah muslim yang taat dan penjelahannya bukan dalam usaha penaklukan) ia menolak karena dalam hukum agamanya seorang lelaki tidak boleh menikah jika tujuannya untuk menyengsarakan. Walaupun tak punya keinginan menyengsarakan pastilah ia sadar ia punya kekurangan yang entah bisa dikompromi atau tidak. Dia laki-laki dan normal. Berbeda kasus dengan trans gender yang memang memutuskan untuk berganti kelamin. 
Cinta kandas karena kelamin, haruskah?


Jumat, November 04, 2011

3 Agustus 2011, Kebun Buah Mangunan

Dari puncak Kebun Buah Mangunan Tampak Sungai Oya
 membelah perbukitan (Sony Ericson T700)

Tiga Agustus 2011, masalah yang sama sekali tidak elegan itu masih mengekor di pikiran. But, holydays are never end.

Kali ini perjalanan dimulai pukul 14.30, menuju arah Imogiri, bukan makan Raja-raja Mataram, hari sudah terlalu sore untuk berkunjung ke makam yang belum pernah kami datangi. Av dan kali ini dengan Uci menuju kebun Buah Mangunan.

Perjalanan cukup jauh, berliku dan banyak tanjakan. Semakin jauh dari kota jogja udara semakin dingin. Semakin sore dan daerah yang dituju pun semakin tinggi.

Prilaku Vandal Pengunjung (sony Ericsson T700)
Tiba juga di kebun buah tersebut pada pukul 16.00. Tiket masuk Rp. 5000. ‘Bayar 1 aja mbak solanya udah sore.’ Yeah. Beruntung lagi.

Buah yang ada hanya jambu air, sepertinya datang di musim yang salam. Langsung saja tancap gas menuju puncak. Dari sana pengunjung bisa liat aliran sungai Oya yang membelah perbukitan dengan airnya yang berwarna hijau karena banyak lumut, serta pemukiman penduduk yang berada di dekat tepian aliran sungai.

Mentari bersinar lembut dan angin tak henti menderu mengacak rambut dan menggoyang pepohonan. Perjalanan yang menyenangkan membuat lupa akan rasa lapar. Hari ke-3 puasa saat itu. Puas meikmati pemandangan sungai dan perbukitan perjalanan lanjut ke arah kecamatan Dlingo. Jika jalurnya benar akan sampai di Jalan Wonosari-Jogja.

Tak seberapa lama kami menemukan jalan yang redup oleh tanaman pinus (atau cemara ya, Av ga tau bedanya) sehingga hari terasa lebih cepat gelap. Sinar matahari tak terlalu tangguh menembus celah popohonan yang nyaris rapat.

Tempat yang teduh dan damai tak salah jika ada pasangan yang sedang foto preweding, mungkin temanya back to nature, tapi koq kostumnya maliakat putih bersayap yah, atau temanya pesta kostum? Tidak tahu juga. Akhirnya sampai juga di Dlingo, di lereng bukit yang menghadap barat. Menyempatkan diri menyaksikan terbenamnya matahari dengan anak-anak setempat yang tidak berpuasa.

Setelah matahari terbenam perjalanan kami lanjutkan menuju jalan,  dan masih di kecamatan Dlingo kami menemukan bukit tempat menonton lampu-lampu Jogja dalam area yang lebih luas daripada bukit bintang. Uyehhh.

Tanpa mampir ke bukit bintang Alun-alun selatan menjadi tujuan selanjutnya untuk makan malam.

Itulah 3 Agustusku, bagaimana 3 Agustusmu? :P

2 Agustus 2011, Candi Ijo

Ada apakah di 2 Agustus ini?  Hari ke dua puasa. Niatnya abis sahur tidur dulu trus ke Jogja, tapi ternyata….mesti ngepel dulu. Baiklah pagi-pagi sudah produktif. Ngepel tanpa ngegombal.


Jam 8 meluncur ke arah Yogyakarta berniat menemui seseorang. Eh jawabanya “Bwt ap?ak dklaten lo mw ktm silahkan ke klaten aj.”

Candi utama di komplek Candi Ijo (Nikon F80, LUcky/200)
Ok, berbelok menuju klaten dan minta di kirim alamatnya. Hingga sejam kemudian  alamat tidak dikirim juga dengan alas an ‘mau bahas apa lagi, udah selesai koq.’ Dikira ini erupsi merapi yah ga diapa-apain bakal berhenti sendiri? Okelah, emang kudu sabar, bukan cuma karena ini puasa tapi karena orang sabar hasilnya besar –agak perhitungan.

Daripada garing n dapat nothing ngadepin orang separo sinting bisa-bisa otaku ikutan kriting mending keliling cari alternative lagian masih ada seribu jalan untuk disusuri, yang penting ‘Berpikir dan Berjiwa Besar’ –judul bukunya David J. Schwartz.

Tiga Candi pendamping yang berjajar di depan candi utama
(Nikon F80, Lucky/200)
Siang yang panas meluncur ke Candi Ijo. Saat itu di perempatan dengan plang belok kiri ke Ratu Boko, lurus candi Banyu Bening, dan belok kanan Candi ijo. Pilih yang Ijo supaya adem, lagi pula cuaca panas dan hati juga butuh yang sejuk-sejuk. Kenapa namanya Ijo? Av lupa Tanya :P

Sebuah komplek candi yang tidak terlalu besar. Dengan sebuah bangunan candi utama, 3 candi pendamping yang lebih kecil, serta reruntuhan bangunan candi di dataran yang agak lebih bawah. Pada dinding candi terdapat ruang-ruang yang biasanya berisi patung tapi ruang-ruang tersebut kosong, entah dijarah entah diamankan dari para penjarah.

Patung Sapi yang ada di dalam salah satu candi
(Sony Ericsson T700)
Masuk ke candi utama ada patung besar yang menyerupai tiang dan menghujam ke dalam sebuah altar di bawahnya. Mungkin lambang kelamin laki-laki dan perempuan, atau apalah Av tidak tahu. Terdapat juga relief lelaki dan perempuan, ada juga patung kura-kura atau mungkin penyu, ada juga ular atau mungkin yang dimaksud naga juga tidak tahu.

Selesai mengitari dan memotret candi akhirnya duduk sambil mengobrol dengan beberapa pembersih candi sambil menikmati udara segar di atas bukit itu. Tempat yang indah untuk sunset  view tanpa terhalang pepohonan ataupun bangunan.

Pada candi utama terdapat patung kura-kura di atas
kepala naga (Soni Ericsson T700)
Beberapa saat ngobrol seorang pambersih mengatakan ada ‘Sumur Gandul’ yang terletak hanya sekitar 200 meter dari Candi Ijo dan beliau bersedia mengantar ke sana. Beruntungnya Av. Akhirnya dengan riang gembira mengikuti langkah kaki si bapak tanpa alas kaki itu, menerobos hutan yang gersang karena kemarau.

Tak lama sampailah di lokasi yang dimaksud. Seperti sumur berbentuk persegi karena ditata dengan batu, yang berada di bawah rindangnya pepohonan tapi tak ada airnya. Sepertinya itu merupakan bagian dari komplek candi, hanya agak terpisah lokasinya.

Sumun Gandung berada di bawah pepohonan yang
rindang agak ajauh dari Candi Ijo (Sony Ericsson T700)


Katanya jika punya keinginan melongoklah ke dalam sambil memikirkan apa yang kamu inginkan. Av lakuin pesan tersebut dan mmmm…tak tahulah manjur atau tidak. Kita tunggu beberapa bulan lagi. Setelah mengambil gambar dengan kamera hp karena kamera SLR-nya kehabisan peluru akhirnya Av kembali dengan riang gembira ke komplek Candi Ijo dimana motor terparkir, dan akhirnya kembali dengan perasaan masih riang gembira menghadapi perjalanan yang panas menuju Yogyakartaku. Sebelumnya tidaak lupa mengucapkan terima kasih kepada bapak-bapak yang sudah mengantarkan ke Sumur Gandung dan sudah menemai ngobrol di wisata yang hanya sendiri ini.

Sampai jumpa lagi bapak-bapak.

Pasar Antik Malioboro

Salah satu dagangan di sini adalah perangko
 (Nikon F80, Lucky/200, 5/12/10)
Pertanyaan yang kerap kali menyebalkan saat seseorang mau mengunjungi suatu daerah adalah "Ada apa di sana?". Jika memang berniat liburan kenapa tidak search aja ada apa di sana. Membuat daftar kunjungan sendiri. 

Patung dari adat Indonesia juga ada
Lucky/200, 5/12/2010
Tokoh dari kisah ramayan juga banyak 
tersedia. (Nikon F80, Lucky/200, 5/12/200)

Berikut saya tunjukan salah satu tempat yang patut dikunjungi di Jogja, yaitu pasar loak barang-barang antik. Lokasinya berada di samping Malioboro di sebelah sisi utaranya. Pasar loak di Jogja tentu saja tak cuma satu. Ada pasar Klitian di Jalan Hos. Cokroaminoto, ada pula pasar Jejeran, juga pasar-pasar loak kecil lainnya. Namun untuk yang disamping Pasar Bringharjo ini memang hanya menjual barang-barang antik. 

Kawan-kawan bisa mendapatkan miniatur sepeda, vespa, berbagai patung, mesin jahit jaman dulu, lampu hias, dan lain-lain. Bahkanyang hobi filateli, disana juga tersedia berbagai macam perangko. Apakah ready stok atau tidak silahkan langsung TKP saja. Jangan sungkan untuk menawar.


(Nikon F80, Lucky/200)



Nikon F80, Lucky/200, 5/12/2010


(Nikon F80, Lucky/200, 5/12/2010)